PENGARUH PENGGUNAAN GO FOOD
DALAM MENINGKATKAN PENGHASILAN BISNIS KULINER DI KOTA PALOPO
Adrian Riski Hermawan
Fakultas Hukum
Universitas Mega Buana Palopo
adrianriski890@gmail.com
ABSTRAK
Perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani jasa ojek secara online menggumumkan bahwa layanan mereka resmi hadir dan tersedia di Kota Palopo pada bulan Agustus 2018. Layanan Go-Food meruakan sebuah fitur layanan food delivery pesan antar makanan yang dikembangkan oleh aplikasi Go-Jek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Go-Food dalam meningkatkan penghasilan bisnis kuliner. Penelitian ini dilakukan pada pegusaha kuliner yang sudah bergabung dengan layanan Go-Food yang tersebar di kota Palopo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitan kualitatif yang dimana peneliti ikut serta dalam penelitian ini, untuk itu hasil dari penelitian ini memerlukan kedalaman analisis dari peneliti. Secara umum, penelitian kualitatif dilakukan dengan metode wawancara dan observasi. Melalui metode ini, peneliti menganalisis data yang didapatkan dengan detail.
Hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan menggunakan informan kunci sebanyak 3 pelaku bisnis kuliner online. Hasil observasi yang peneliti dapatkan dari para pelaku bisnis kuliner, mayoritas menyatakan adanya kenaikan omzet setelah menggunakan layanan go-food meskipun ada pula yang menyatakan kenaikannya hanya sedikit saja, hal ini dikarenakan layanan Go-Food ini secara tidak langsung mempromosikan produk yang dijual oleh para pelaku bisnis kuliner.
Kata kunci: UMKM, Go-Food, dan Omzet penjualan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Gojek mulai beroperasi di Indonesia (khususnya DKI Jakarta) pada tahun 2010. Pada waktu itu kemunculan Gojek memunculkan berbagai reaksi, baik yang pro maupun kontra. Tetapi kemudian masyarakat mulai merasa terbantu dengan kehadiran Gojek untuk menembus kemacetan kota Jakarta. Antusiasme dan kepercayaan masyarakat sampai sekarang terbukti dengan 50 juta kali unduhan, baik di Google App Store maupun Apple App Store.
Gojek Indonesia secara resmi diluncurkan pada 13 Oktober 2010. Karena sistemnya masih sederhana dan jumlah driver hanya 20, maka cara pemesanan pun masih dilakukan melalui call center (24 jam).Tahun 2014 aplikasi Gojek Indonesia disempurnakan agar driver dan penumpang lebih mudah melakukan transaksi. Hal ini didukung dengan adanya tawaran dana investasi besar yang diterima oleh Nadiem Makarim.
Pada Januari 2015. Gojek Indonesia meluncurkan aplikasi yang bisa diinstal di smartphone. Program ini ternyata disambut positif oleh masyarakat luas. Selain lebih mudah memesan Gojek, pelanggan juga dimanjakan dengan tarif yang murah meriah.
Aplikasi inilah yang membuat Gojek semakin dikenal masyarakat luas. Selain fitur ojek online untuk penumpang (Go Ride), Gojek mulai mengembangkan fitur taksi online (Go Car), fitur pengantaran barang (Go Box), fitur resto online (Go Food), dan berbagai fitur pembayaran lainnya.
Dengan masuknya layanan Go-Jek di Palopo menandakan kota Palopo menjadi kota kedua di Sulawesi Selatan setelah kota Makassar di kawasan timur Indonesia. Strategis regional head Go-Jek kawasan Indonesia Timur Anandita Danaatmadja mengatakan Palopo adalah kota ke-14 di Indonesia Timur yang telah membuka cabang di Palopo dilandasi atas banyaknya usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM) yang ada.
Saat ini sudah ada 381 orang yang terdaftar sebagai driver Go-Jek. Angka tersebut masih dapat bertambah jika memang dibutuhkan manajemen Go-Jek. Menurut data dari dinas terkait, ada sekitar 6.000 UMKM yang ada di Kota Palopo itulah salah satu alasan mengapa kami membuka cabang di kota Palopo, karena sangat potensial. (anandita, 2018). Selain itu, UMKM di Palopo dapat meningkatkan omzetnya. karena memesan makanan hanya dengan aplikasi. (kompas.com. 2018).
Berdasarkan data tersebut peneliti menggambil beberapa informan dari pengusaha kuliner yang sudah mendaftarkan usahanya dilayanan Go-jek di kota Palopo. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan layanan Go-Food dalam meningkatkan penghasilan penjualan kulinernya.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penggunaan Go-Food dalam meningkatkan penghasilan bisnis kuliner di kota Palopo. Dari rumusan masalah tersebut maka petanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Apa saja dampak positif dan negatif dari penggunaan layanan Go-food?
Bagaimana Pengaruh layanan Go-Food terhadap omzet yang diperoleh?
Bagaimana layanan Go-Food dapat membuka kesempatan bagi pengusaha kuliner untuk mempromosikan produknya?
Tujuan penelitan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari penggunaan layanan Go-Food.
Untuk mengetahui pengaruh layanan Go-Food terhadap omzet yang diperoleh.
Untuk mengetahui apakah layanan Go-Food dapat membuka kesempatan bagi pengusaha kuliner untuk mempromosikan produknya
Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi para pengusaha kecil yang bergerak di bidang kuliner yang belum menggunakan media online untuk memasarkan produk kulinernya melalui media online
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi literatur untuk para pengusaha kecil mau pun sebagai pembelajaran bagi semua kalangan.
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan jumlah publikasi artikel ilmiah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori ini juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.
Kriyantono menyatakan bahwa, "Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.” Penelitian kualitatif menekankan pada kedalaman data yang didapatkan oleh peneliti. Semakin dalam dan detail data yang didapatkan, maka semakin baik kualitas dari penelitian kualitatif ini.
Objek dalam penelitian kualitatif umumnya berjumlah terbatas. Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta dalam peristiwa/kondisi yang sedang diteliti. Untuk itu hasil dari penelitian ini memerlukan kedalaman analisis dari peneliti. Selain itu, hasil penelitian ini bersifat subjektif sehingga tidak dapat digeneralisir. Secara umum, penelitian kualitatif dilakukan dengan metode wawancara dan observasi.
Melalui metode ini, peneliti akan menganalisis data yang didapatkan dari lapangan dengan detail. Peneliti tidak dapat meriset kondisi sosial yang diobservasi, karena seluruh realitas yang terjadi merupakan kesatuan yang terjadi secara alamiah. Hasil dari penelitian kualitatif juga dapat memunculkan teori atau konsep baru, apabila hasil penelitiannya bertentangan dengan teori dan konsep yang sebelumnya dijadikan kajian dalam penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fokus yang akan diteliti oleh peneliti adalah para pengusaha kuliner yang mengguna layanan Go-Food di wilayah kota Palopo. Dasar peneliti melakukan penelitian dikarenakan sekarang sedang maraknya bisnis-bisnis online setelah pandemi Covid-19, termasuk bisnis kuliner online. Perusahaan yang bergerak di bidang kuliner secara online yang sudah beroperasi di kota Palopo adalah perusahaan Go-Jek. Go-Jek menawarkan jasa kuliner online yaitu berupa Go-Food.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa informan yang dalam hal ini adalah pengusaha kuliner, diperoleh beberapa informasi berkaitan dengan profesi mereka. Wawancara dilakukan terhadap tiga pengusaha kuliner. Berikut adalah hasil wawancara peneliti terhadap para informan:
Informan I
Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap para informan, diantaranya adalah informan I bernama Cristian Aji berusia 48 tahun menekuni profesi pengusaha minuman sudah sangat lama cristian mempunyai 2 anak, dipilihnya cristian sebagai narasumber karena usaha minuman yang baru Cristian buka sebelum pandemi Covid-19 melanda kota Palopo.
Cristian pertama kali menggunakan aplikasi go-jek dikarenakan sosialisai tentang layanan go-food ini langsung datang ke gerai minumannya. Setelah menggunakan aplikasi go-jek cristian mengatakan bahwa penggunaan aplikasi go-jek dan layanan go-food ini secara konvensional tidaklah jauh berbeda dari biasanya hanya saja kelebihan dari layanan ini secara tidak langsung mendapatkan promosi, jadi ketika seseorang membuka aplikasi go-jek ini semua produk dari gerai dapat terlihat dengan mudah tanpa harus datang langsung ke gerai. dikarenakan zaman sekarang kebanyakan orang lebih banyak dirumah tetapi memesan lewat handphone bahkan banyak orang yang ingin makan tetapi tidak ingin goyang, jadi sekarang dari segi penjualan itu sangat berbeda ketika penjual ingin berharap konsumen datang ke gerai sudah susah pasti sudah melalui layanan go-food,
Cristian mulai menggunakan strategi online dengan tujuan untuk memasarkan produknya agar dapat menjaring konsumen diberbagai kalangan sehingga omzet akan meningkat. Keuntungan yang diperoleh setelah mendaftar pada aplikasi go-jek melalui layanan go-food adalah adanya peningkatan omzet perbulan yaitu kurang lebih sebesar 10% .
Informan II
Informan kedua dalam penelitian ini adalah Dini Pastari berusia 22 tahun. Dini pastasari sudah memulai bisnis kulinernya sejak tahun 2016. Dini mengatakan setelah menggunakan layanan go-food penjualan yang biasanya normal kini meningkat. Dari yang awalnya orang malas untuk keluar rumah kini dapat memesan lewat layanan go-food.
Dini memperoleh omzet rata-rata sebesar Rp. 500.000 per hari, hal ini berlangsung sebelum dini mendaftarkan bisnisnya dilayanan go-food tahun 2018 aplikasi go-jek mulai hadir di kota Palopo, pada saat itulah dini mendaftarkan produknya di aplikasi go-jek menggunakan layanan go-food dikarenakan sosialisasi penggunaan layanan go-food ini langsung datang ke tempat jualannya dan ditawari langsung oleh pihak go-jeknya, dini memutuskan menggunakan layanan go-food ini dikarenakan untuk media mempromosikan kulinernya, setelah dini menggunakan layanan go-food ini omzet yang didapatkan meningkat secara signifikan pada tahun pertama. Saat ini dini sudah memasukan produk lainya dengan omzet rata-rata sebesar Rp. 1.000.000 per hari.
Informan III
Informan ketiga pada penelitian ini adalah Nur Lela Kisman, S.E berusia 42 tahun. Lela telah memulai bisnis kulinernya suadah sangat lama, Lela sudah beberapa kali memindahkan gerainya. Lela megatakan bahwa peranan aplkasi go-jek awalnya sangatlah membantu untuk media pemasaran produknya.
Lela sempat mengatakan bahwa usaha bisnisnya adalah yang pertama kali terdaftar dilayanan go-jek dikarenakan lela sempat berkerja di kantor dinas perizinan kota Palopo sambil membuka usaha kulinernya sehingga pada tahun 2018 lela memutuskan untuk lebih menekuni usaha kulinernya dan memindahkan gerainya di tempat yang lebih luas kini Lela memiki 5 pegawai untuk membantunya. Lela memperoleh omzet rata-rata sebesar Rp.3.500.000 per hari, hal ini berlangsung sebelum lela mendaftarkan bisnisnya dilayanan go-food tahun 2018 Lela sudah memulai menggunakan layanan go-food dan menurut lela pada tahun pertama dampak yang diberikan oleh layanan go-food ini masih lah belum maksimal sehinggah pada tahun 2020 lela mulai merasakan manfaat dari layanan go-food ini pada saat wabah Covid-19 mulai menyebar di kota Palopo. setelah itu lela mengatakan omzet penjualanya meningkat secara signifikan dengan rata-rata kurang lebih Rp. 10.000.000 per harinya.
Akan tetapi semenjak wabah Covid-19 sudah meredah di kota Palopo omzet yang didapatkan menurun dengan rata-rata kurang lebih Rp.4.900.000 per hari. Lela mengatakan dampak positif dari aplikasi ini sangat bagus untuk media mempromosikan produknya, tetapi semenjak semakin banyaknya pegawai dan kurir dari layanan ini membawa dampak yang negatif juga dikarenakan banyak yang Lela alami bahwa oknum yang mengejar target pencapaian aplikasi, disaat memesan makanan oknum tersebut malah mengambil orderan lain juga sehingga makanan yang sampai kekonsumen sudah dalam keadaan dingin dan juga oknum tersebut tidak ingin mengantri dan hanya ingin didahulukan saja. Sehingga saat ini Lela sudah mulai mengatur waktu pembukaan gerainya pada layanan go-food.
Observasi dalam penelitian ini dilakukan selama seminggu. Wawancara dilakukan pada para pemilik bisnis kuliner yang menggunaka aplikasi go-jek melalui layanan go-food, di kota Palopo. Dari penjelasan para informan berkaitan dengan omzet yang diperolehnya mayoritas menyatakan adanya kenaikan omset setelah menggunakan layanan go-food.
Berikut ini adalah data informan yang berpengaruh dalam meningkatkan penghasilan bisnis kulinernya menggunakan layanan go-food yaitu Cristian Aji (48 tahun) pemilik gerai minuman boba, Dini Pastari (22 tahun) pemilik sekaligus penerus gerai makan ayam geprek, Nur Lela Kisman, S.E (42 tahun) pemilik kedai queen, Dari latar belakang yang berbeda beda dari berbagai informan, mereka memberikan jawaban untuk rumusan masalah.
Berikut uraian informan:
Ketertarikan menggunakan media online disebabkan karena adanya kemudahan dalam delivery order yaitu dengan membuka fitur aplikasi go-food dalam aplikasi gojek. Pelayanan delivery order dapat dilakukan tanpa harus menyediakan tempat yang luas untuk gerai. Dampak yang diberikan dalam proses promosi produk sangat mudah dan secara tidak langsung konsumen dapat mengetahui produk baru dari gerai. Semenjak menggunakan layanan go-food minuman boba cristian mempunyai omzet yang meningkat sebesar 10% dari biasanya. (Cristian Aji)
Ketertarikan menggunakan layanan go-food agar dapat bertahan ditengah persaingan, kemudahan di dalam pengiriman barang yang tadinya orang malas untuk mengunjungi gerai kini dapat dikirim melalui layanan go-food, saat ini hanya menyiapkan saja tanpa harus kehilangan banyak waktu, tidak harus menyediakan tempat untuk produknya semenjak menggunakan layanan go-food gerai ayam geprek dini mempunyai omzet yang menngkat sebesar Rp.1.000.000 per hari, dibanding sebelum menggunakan layanan go-food omzet yang didapatkan rata-rata sebesar Rp.500.000 per hari. (Dini Pastari)
Ketertarikan menggunakan go food dikarenakan gerainya lah yang pertama terdaftar di aplikasi go-jek. Mencoba memanfaatkan teknologi baru, mempermudah pengiriman, cepat dikenal orang, mengoptimalkan peluang bisnis. Dampak yang drasakan pada media promosinya, akan tetapi masih ada oknum yang kurang baik sehingga mengganggu kenyamanan konsumen dan produsen. semenjak menggunakan layanan go-food gerai kedai queen mempunyai omzet yang yang meningkat sebesar kurang lebih Rp.10.000.000 per hari, dibandng sebelum menggunakan layanan go-food omzet yang didapatkan rata-rata Rp.3.500.000 per hari, akan tetapi karena lela harus memilih konsumen omzet yang didapatkan menurun sebesar kurang lebh Rp.4.900.000 per hari. (Nur Lela Kisman S.E.)
Dari penjelasan para informan tentang ketertarikan menggunakan go-food mayoritas menyatakan adanya kemudahan didalam pengiriman, mempercepat pelayanan, menghemat waktu dan menghemat biaya dibandingkan sebelum menggunakan aplikasi go-food. Berkaitan dengan omset yang diperolehnya mayoritas-mayoritas menyatakan adanya kenaikan omset setelah menggunakan layanan go food meskipun ada pula yang menyatakan kenaikannya hanya sedikit saja.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: faktor yang menyebabkan meningkatnya penghasilan bisnis kuliner di kota Palopo, salah satunya disebabkan oleh masuknya aplikasi go-jek di kota Palopo yang memiliki layanan go-food sejak tahun 2018. Dalam hal ini para pengusaha bisnis kuliner dapat mempromosikan produknya secara tidak langsung, sehingga konsumen dapat megetahui produk baru tanpa harus ke tempatnya dan mempermuda pengiriman dan dapat mempercepat pelayanan. Tidak hanya itu dengan omzet yang diperoleh mayoritas menyatakan adanya kenaikan omzet setelah menggunakan layanan go-food meskipun ada pula yang menyatakan kenaikannya hanya sedikit saja. Meskpun layanan ini mendapat banyak dampak positif akan tetapi masih ada para oknum yang menyalahgunakan layanan tersebut.
Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka saran yang bisa diberikan untuk pengusaha kuliner yang sudah mempergunakan go-food tetapi belum terjadi peningkatan omzet yang signifikan adalah meningkatkan kualitas pelayanannya serta menambahkan produk baru yang novatif agar bisa menarik konsumen lebih banyak sehingga nilai transaksi meningka.
Keterbatasan penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian ini hanya menggunakan tiga informan saja sebagai narasumber dan wilayahnya terbatas pada kota Palopo saja. Untuk penelitian selanjutnya bisa ditambahnya informan supaya mendapatkan lebih banyak informasi dan wilayahnya diperluas diluar kota Palopo
DAFTAR PUSTAKA
Hidayatullah, Syarif dan Waris, Abdul. 2018. “Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet Bisnis Kuliner Di Kota Malang”. Universitas Merdeka Malang.
Internet:
https://drpm.umsida.ac.id/perjuangan-membangkitkan-umkm-lokal-dikala-pandemi/
https://www.kompasiana.com/heru13550/63472cc108a8b56d4a01d682/krisis-ekonomi-menghadang-umkm-wajib-halauan-ke-ekonomi-digital
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/regional/read/2018/08/28/13495551/go-jek-resmi-hadir-di-kota-palopo
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/money/read/2021/04/05/105137026/daftar-gofood-untuk-usaha-kuliner-ini-syarat-dan-langkahnya
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/regional/read/2018/08/28/13495551/go-jek-resmi-hadir-di-kota-palopo
https://www.pranataprinting.com/sejarah-singkat-perusahaan-gojek-dan-perkembangannya/
Prapti, Lulus dan Rahoyo. 2018. “Dampak Bisnis Kuliner Melalui Go Food Bagi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Semarang” Universitas Semarang.
Prasetianto, Singgih dan Mahdanito. 2021. “Analisis Layanan Go-Food Dalam Penjualan Pada UMKM Kuliner Di Yogyakarta” Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Widana, Fachri. 2017. “Peran Manajemen Pendidikan Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Dan Penguatan Usaha Mikro Kecil Dan Menegah”. Universitas Negeri Jakarta